skip to main |
skip to sidebar
ketika kejujuran di kalahkan kekuasaan

Saturday, 15 October 2011
Cerita ini bermula ketika kejujuran
dikalahkan kekuasaan. Ketika kebenaran tertimbun materi. Dan ketika
sepakbola dijadikan bisnis oleh para petingginya. Persija Jakarta. Siapa
yang tak kenal tim kebanggan Ibukota yang satu ini. Tim yang telah
memiliki sejarah sejak tahun 1928. Tim berjuluk Macan Kemayoran,
kebanggaan sekelompok manusia yang menamakan diri mereka The Jakmania.
Saat ini, tim itu sedang tertimpa masalah. Masalah yang entah kapan
terungkap kebenarannya. Hadi Basalamah. Seorang yang telah mengusik
Macan kami. Yang telah mengganggu, dan kini ia merebut paksa Macan itu
dari kami. Dualisme Persija. Masalah yang datang seiring dengan
pergantian kepengurusan PSSI yang baru, musim kompetisi 2012 ini.
Ya, musim ini ada 2 PT yang mendaftar sebagai administrator Persija.
PT. Persija Jaya Jakarta yang dipimpin Ferry Paulus dan PT. Persija Jaya
yang di akui oleh Hadi Basalamah.
Kita semua tentu tahu, mana
pihak yang benar. Pihak yang professional dan tentunya pihak yang
resmi. Seperti yang kita ketahui bersama, Ferry Paulus adalah Ketua Umum
Persija periode 2011-2015.
Dan itu berarti, Ferry Paulus lah
yang berhak mengelola Persija musim ini. Tetapi, apa nyatanya? PSSI
yang menentukan hasil verifikasi Persija seakan dibutakan oleh hal-hal
yang berbau kekuasaan, materi, dan tak jauh dari bisnis. Seperti yang
sudah saya katakan di awal paragraph tadi.
PSSI telah
mengeluarkan keputusan ‘sepihak’ yang menentukan bahwa PT. Persija Jaya
pimpinan Hadi Basalamah lah yang memenangkan verikasi. Merekalah yang
akan memimpin Persija musim ini. Keputusan ini bagai petir di siang
bolong. Berbagai pertanyaan pun timbul. Amarah dan emosi mulai tersimpan
dalam dada. Dari segi manakah PSSI menilai? Dari segi manakah
‘kemenangan’ mereka? Sesungguhnya, hanya mereka yang tahu jawabannya.
Saya masih tak habis pikir, PT. Persija Jaya yang sampai detik saat
saya menulis artikel ini, belum jelas siapa pemain-pemainnya, belum
jelas siapa pelatih dan pengurusnya. Belum dan tidak dikenal masyarakat
Jakarta. Tetapi, mengapa mereka yang lolos? (maksud saya, diloloskan).
Padahal Persija yang selama ini kita kenal adalah Persija yang telah
memiliki sejarah dari dulu. Persija yang pernah menjadi juara Liga tahun
2001. Persija yang didukung oleh supporter militannya, The Jakmania.
Persija yang didalamnya ada Bambang Pamungkas sebagai kapten
kesebelasan. Persija yang sah, tanpa ada kebohongan dan rekayasa. Bukan
Persija yang pemain-pemainnya diambil dari Liga 1 musim yang lalu. Liga
baru, yang tak memiliki sejarah.
Yang ingin saya ungkap
disini adalah, dimanakah hati nurani para petinggi-petinggi itu? Apakah
sebenarnya mereka sadar yang mereka lakukan telah merugikan banyak
pihak? Membuat gundah, marah, dan gelisah. Kami, disini, tak akan pernah
tinggal diam. Tak akan pernah membiarkan Macan kami direbut begitu
saja oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Pihak yang hanya
mementingkan diri sendiri. Pihak, yang kami tau, tak sama sekali
mencintai Persija kami. Hanya berkelakuan seolah-olah ia begitu
mencintai kesebelasan ini, padahal tersimpan maksud dibalik semua itu.
Suatu kebohongan belaka.
Jika PSSI tak bisa lagi merubah
keputusan itu, jangan salahkan kami yang akan mulai bertindak sedikit
keras. Dan jangan juga salahkan kami, jika kami akan mendukung Persija
dengan cara kami sendiri. Mungkin musim ini, tak ada lagi
nyanyian-nyanyian The Jakmania, tak ada lagi keceriaan di sudut-sudut
Gelora Bung Karno, tak ada lagi semangat-semangat yang membara mendukung
Tim kebanggaan kami berlaga, tak ada lagi canda tawa yang tercipta.
Karena sesungguhnya, penunggu-penunggu tribun yang begitu mencintai
Persija itu sedang dilanda kegundahan. Kami, tak akan mungkin mendukung
Persija yang lain. Yang tak ada Ismed Sofyan dan Bambang Pamungkas.
Jadi, biarkan kami mendukung Persija dengan cara kami sendiri, jika
kalian para petinggi yang terhormat, masih tetap yakin dengan keputusan
yang menurut kalian benar, entah dinilai dari segi mananya.
Bukankah kalian yang akan merugi? Jika pertandingan yang akan Persija
lewati di Gelora Bung Karno nanti, tak akan ditonton warga Jakarta yang
katanya memiliki Persija. Bukankah kalian yang akan malu? Jika tim
kalian terseok-seok mengarungi Liga musim ini, dengan pemain-pemain
dadakan, yang diambil dari kompetisi seumur jagung, yang hanya berjalan
setengah musim, dan bahkan tak ada pemenangnya.
Sudah seburuk
inikah sepak bola yang ada di Indonesia? Sudah separah inikah para
pengurus-pengurus sepak bola negeri ini? Tidak kah lagi mereka memiliki
perasaan? Sampai kebenaran pun rasanya susah sekali terungkap. Hanya
karena materi. Hanya karena kekuasaan yang lebih tinggi. Apakah tak ada
lagi yang bisa menjunjung tinggi kejujuran dan professionalisme?
Sungguh, miris sekali bangsa ini, memiliki para pemimpin seperti mereka.
Jika ini yang mereka mau, mari kawan, kita rapatkan barisan. Untuk
membantu temukan kebenaran. Dan jangan biarkan kebohongan ini terus
berjalan. Sesungguhnya, Persija butuh kepastian. Dan tak akan kami
biarkan Macan kami terlantar. Tak akan kami tinggal diam dan pasrah
menunggu keputusan. Semua tahu, keadilan harus ditegakkan. Dan kami
yakin, cepat atau lambat, kebenaran akan terungkap. Yang benar akan
keluar sebagai pemenang.
Saya, hanya seorang siswa dari salah
satu SMP islam parung di kota parung, yang ingin menyampaikan segalanya
yang ada dalam benak saya melalui artikel ini. Maaf, jika mungkin ada
kata-kata saya ada yang salah dan kurang berkenan. Tetapi semua yang
saya tulis ini dari hati terdalam, demi kemajuan sepak bola Indonesia
dan demi menyelamatkan Sang Macan dari mereka yang telah kehilangan hati
nuraninya.
Keep the spirit up! And you never walk alone, Persija Jakarta.
Rapatkan barisan dan teriakkan dengan lantang, #SavePersija
twitter =>@bezun_ezza
0 komentar:
Posting Komentar