Minggu, 14 April 2013
Jakarta Keras !
Di sini, di tempat ini, tempat yang memiliki nama Jakarta, yang mungkin masih di Indonesia, yang pasti di Bumi ini, aku menanyakan pertanyaan yang tak perlu dipertanyakan tentang seseorang di sana, yang entah di mana dan sedang melakukan apa.
Di sini, di Jakarta yang sepertinya hanya milik para manusia yang tak pandai bersyukur, aku berbenah atribut PERSIJA ku, yang tak lagi ingin ku lihat berantakan di dalam sebuah lemari. Sudah, biarlah sudah mungkin ini semua jalan tuhan yang tak mengizin kan diriku untuk datang ke "stadion utama gelora bung karno"
Di sini, di kota (jakarta) yang penduduknya kebanyakan hanya memikirkan dirinya sendiri dan APARAT yang sangat kejam, aku memutar haluan sebuah tujuan, sembari menampar keinginanku untuk selalu di gelarnya pertandingan PERSIJA di SUGBK yang terkadang memaksa ku menyadari bahwa ku tak pantas tuk meminta. Mencoba mencari arah untuk mencapai tujuan, diluar mata angin, di antara khayal dan mimpi.
Disini di SUGBK bersama "Persija lovers" kehangatan yang dulu pernah ku rasakan, bersorak ria, bernyanyi bersama, terkurung dalam indahnya sebuah atmosfir yang mungkin pernah ku ingat. Ku kenang, tubuh dan jiwanya, dulu, dulu sekali, hingga ku lupa bagaimana rasanya.
Di sana, entah seberapa jauh dari sini, atmosfir itu masih mengembang dibawah rindangnya kemesraan yang kuingat bahwa sempat ku merasakanya, dan pernah dibuat menangis karenanya. Tapi itu dulu, dulu sekali, seperti terasa bagaikan mimpi yang tak pernah menjadi nyata.
Di sini, di Jakarta yang seperti di Bumi, rindu ini menyematkan ku untuk kembali datang ke SUGBK tuk mendukung PERSIJA JAKARTA, Namun itu semua berubah menjadi benci karena APARAT
yang tak mengizinkan untuk di gelarnya pertandingan di SUGBK, menggantikan senang menjadi marah. marah menjadi kesal. sehingga diriku tak mampu berucap apapun, ku sadari diriku ini lemah.
Untukmu yang di sana Pak Polisi, entah dimana dan bersama siapa, yang kau lakukan itu tidak benar adanya, hingga tak salah apa yang pernah kulakukan. Mungkin ini semua terlihat seperti pembenaran, biarlah, aku telah jengah mencari kebenaran. Kuharap bahagia selalu menyertaimu, seperti inginku yang kutunjukkan dengan tetesan air matamu. Lupakan, lupakanlah semua itu. Biarlah aku saja di sini yang mengingat kau yang di sana dan rasa yang kini entah di mana, agar aku tak lupa
Pesan terakhir yang ingin ku sampaikan kepada dirimu: "Kau pandang sepakbola di jakarta itu seperti apa ? kau pandang PERSIJA Seperti gimana ? apakah jalan pikiran mu itu sama seperti kami (PersijaLovers) ? ini Persija pak, sepak bola yang di rindukan semua orang jakarta, yang ingin menyaksikan langsung ke stadion. bahkan hanya orang jakarta yang ingin menyaksikan langsung, banyak (Jak outsider) yang ingin hijrah ke jakarta untuk menyaksikan pertandingan PERSIJA"
@bezuncassanova
Langganan:
Postingan (Atom)